Tinta Sanguinis

"A Black Notch In A White Paper"

Tinta Sanguinis is a title that I built themselves a glimpse of my mind, about a preference for a written, which apart from a word into a sentence that I gave the breath through the right brain with a glimmer of imagination. but my real name is Arrie Afrian.

12.27.2011

Torehan Bulat Pena Nada Berlalu.

Mengenal...
Langit hitam kini kembali menjadi biru cerah
Angin mulai bersahabat didasar rongga pernafasan
Ultraviolet mulai manja menghangatkan gravitasi yang sangat sempurna

Mengetahui...
Laut biru membiaskan ketidaksamaan disetiap percikan ombak yang mengayun sayu
Tanah mulai beradu melalui ketidakkecapan ujung kaki sebelah kanan merujuk polos

Menyamakan...
Rotasi mulai tidak terasa lagi , bisu... bisu dan bisu....
Tubuh sangat bersahabat melewati tangga – tangga keheningan tanpa akhir temurun

Mengakhiri...
Terjal mulai menjauh , dengan paras senyum ketika terpisah
Satu , sepuluh , seratus , seribu bahkan lebih tertanam warna sajak yang berubah.


7.21.2011

Atmosfer Tidak Stabil

Ilusi ketabuhan yang bersenggama dengan durasi terangkai lambat
menemani  langkah tanda tanya terus bergema sampai keramaian bersahaja menjadi damai
sangat terang diantara pencerahan baru
gaduh terselimuti rahasia dimensi yang sangat germerlap.  *suggest

ini hanya akan terhentikan dengan terang alamiah , sehingga mulai terlihat busur dan anak panah , yang akan mengkejii waktu
terpasang kokoh mulai membidik tanpa ampun

Puluhan bahkan ratusan, terus semakin melebar di atas langit menjadi ribuan hingga jutaan
dan tidak terhitung lagi anak panah yang datang

sungguh ! bukan tidak suara kemungkinan lagi untuk tertusuk kerasnya angka keji datang melayang
membidik tubuh dimana sel sensitif kecap tidak meraba lagi

lalu Bawah sadar kembali terkapar di pelataran normal




Meneriakkan persamaan dan mentertawakan hasil akhir. HAHAHA . . . ! ! !

3.12.2011

Tsunami Tsunami Tsunami

Tidak akan saya ampuni

buku ini adalah kitab yang ribuan manusia baca dan diparadekan dalam kehidupan , bahkan bukan ribuan malah tak terhitung lagi jumlahnya

buku ini memunculkan kata - kata yang membuat diri ini penasaran sampai tercekik di nafas setelah aku tahu tenggorokan ku mengucapkannya

buku ini adalah pemberitahuan kepadaku sebuah pandangan berbeda dan bukan untuk aku mengambil keputusan dia atas jurang yang aku buat sendiri

buku ini mengatakan maka jika kau lakukan , tidak akan ada ampunan dalam segi apapun itu

buku ini telah aku lucuti berkali kali , dan tulisan nya terlalu berani

aku telah tahu , aku telah lihat , aku sudah sangat merasakan , maka tidak akan ada secuil pengampunan setelah perjalanan panjangku di dalam buku ini.

Terik Pembuka Mata

Keseharian adalah pengumpulan kebutuhan yang mereka pilih
Keramaian adalah pusat ide tanpa batas
Kehampaan adalah takut dimana aku berlari

Mungkin simpanan kata adalah disini dimana aku mulai dengan pagi dengan ucapan kalimat tuhan tanpa henti
mensugesti tubuh menjadi ramah akan jalan hijau diatas nama produk dan laci penuh kertas - kertas kebutuhan

Aku menoleh pada pembebesanku sendiri dan di depanku hanya ada jalan untuk membunuh keseragaman ini
Aku menjauh dari keterikatan hari semenjak dawai omong kosong di mulai


Skalaku sangat terkalu kecil untuk diperbandingkan namun terik tetaplah muncul dengan kesombongan dengan seiring perputaran waktu yang bisu dan tak kenal siapa pun dirimu , terus berputar dan tidak menolehku untuk menunggu beberapa sajak pengampunan

Pedih semakin pedih dan terlalu pedih dan akan selalu pedih

1.04.2011

Torehan Hitam Debu

 "Ketiadaan yang di hentakkan melalu ancaman khayal menjadi omong kosong disini 
Perlahan tanaman ilusi malas itu  tumbuh dari seonggok benih kehampaan
Kini taman kegelapan yg kita ciptakan penuh akar liar berduri yang semakin lama semakin mengikat satu sama lainnya
terus menerus menjalar di setiap jalinan rumput yang mulai mengering , dan terlalu mudah untuk di hancurkan
mensenyawai perubahan angka yang tidak sangat cepat dan penuh pembiadaban kegilaan di dalamnya

Ini tidak bermata dan tanpa arah yang jelas 
rotasi hari terus menjadi , pengikisan semakin nyata dan air keheningan tidak tawar di awal lidah
siasat mata keji mulai mengehentak tubuh setiap awal pagi
namun yang tercipta bukan senyuman sinis setiap kehangatan menemui satu brutalisai noda hitam

Ketenangan sedang ditidurkan
Kemenangan masih tertunda

segar bernapas sebuah tekanan keras penuh hantaman depresi tanpa henti
dosa adalah singgasana pembebasan
tawa mulai berdosa
malam menjamahi ketidaksadaran akan diri
pagi tidak akan tersenyum
lalu matahari adalah sembuh pembakaran benci 

ketakutan membalikkan telapak tangan keberaniannya
BENTANG RAMAH MUTLAK BISU !!!!