Tinta Sanguinis

"A Black Notch In A White Paper"

Tinta Sanguinis is a title that I built themselves a glimpse of my mind, about a preference for a written, which apart from a word into a sentence that I gave the breath through the right brain with a glimmer of imagination. but my real name is Arrie Afrian.

8.07.2010

Pesawat kertas

Hijau hijau dan hijau di sekitar....
terlalu cerah hari ini di ujung mata penaku

terlalu tenang.....terlalu hening..........
senyuman ini tercipta dari angin yang datang lembut memelukku tubuhku
namun terlalu kasat mata....hanya rumput" ini yang membisikkan aku
"angin itu datang lagi"........

luas nya cakrawala di atas memaksa tubuh ini untuk membaringkan tubuh
kuletakan hartaku dari pena dan buku kecil sanguinisku
sejenak memejamkan mata sesaat lelap mulai menghampiri dan terlelap dalam mimpi
tidak tersadar sudah tiga angka waktu kulewati

Tidak ada rasa yang kulewati aku menikmatinya dari awal aku tiba dsini
dan aku rasa tidur inipun puncak dimana aku merasa akrab dengan kaki langit yang tersinggahi ini
dandelion itu pun tidak kutemui sampai mengeluh

tidak ingin ada yang tahu aku disini
tidak ingin ada yang melihat
tidak ingin ada yang mendengar
dan tidak ingin cerita ini ada yang merasakan....

kembali kututup pena ini dan kurobek kertas yang sudah penuh tertulis
dan ku buat pesawat kertas kecil dari kertas sanguinisku
lalu kusambungkan dia dengan akar beringin yang kokoh ini....
sehingga terlihat seperti malaikat malaikat jiwaku
yang hinggap di satu pohon

aku rindu tempat itu dan aku rindu ratusan pesawat kertas yang ku tinggalkan disana........

8.01.2010

Pahatan Bijaksana Yang Sudah Terukir Disini

sketsa dari kertas putih itu telah hilang
tersisakan semua ukiran cerita dulu yang belum tersiapkan

pahat inipun mulai tumpul dan tidak tajam lagi
tidak mampu lagi mengukir kayu yang mulai bertumpuk rapi dsini

namun masih siap untuk tajam lagi
namun masih menyimpan semua pahatan bijaksananya

kebisuan itu membuatnya tidak tersentuh lagi
berkarat dan mulai rapuh
tangan tangan itu tidak datang sampai saat ini
sampai kapapun dia tetap menunggu
menunggu sampai cerita itu terukir lagi

tetap terjaga dan ingin melanjutkan ukirannya yang belum terlalu halus

selalu tak mengalah untuk mengenang
mulai terselimuti waktu yg mulai berdebu
selalu untuk pahatan bijaksananya yang pernah terukir disini