di sini aku dalam pesakitan yang tidak kau rasakan sedikit pun
di gelap aku mencoba bernafas namun segalanya mulai menyesakkan
di dalam ruang kebencianmu aku menikmati tikaman yang perih semakin keras
di detik sadar sesaat ini aku bungkam kejantananku dan masih bertanya apakah harus aku menangis sejenak
ketenangan ku membentur sebuah bangunan fitnah tanpa letih ku hancurkan agar aku terlelap di sarangku yang mulai berduri , dan meniggalkan kenangan darahku yang terlalu lama hingga kering .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar